AKU FANATIK


Foto bersumber dari halaman Facebook Rizki Darmawan

Oy Mangcek Bicek (2x)
Kito dukung be SERIWIJAYA
Lawan kelob laen KOCEK PALAK NYO
Kito PINDANG TULANG
Lawan siapo bae SIMANIS dak takot
Kito KAPAK MIRING.

(Chant SIMANIS sebelum bergabung dengan SMS dan mengganti nama menjadi BELADAS)

Chant diatas sangat sering kunyanyikan dulu di Stadion Jakabaring Palembang. Sebgai mahasiswa yang asalnya dari kampung, yang dulunya cuma bisa menonton dari layar televisi akan kehebatan Sriwijaya FC. Akhirnya bisa berkuliah di Palembang dan menyaksikan langsung Sriwijaya FC berlaga di stadion, sejak saat itu kuputuskan untuk menjadi suporter Sriwijaya FC.

Menjadi suporter sepakbola memang sangat asik dan menyenangkan, mulai dari pakaian sampai dengan gantungan kunci, semuanya berbau klub. Belum lagi merchandise - merchandise lain yang dijual oleh klub, semuanya disikat demi menunjukkan loyalitas kepada klub. Berbicara tentang hal itu dengan sudut pandang seorang supporter bukan hanya sekedar mengamati prilaku para suporter di Indonesia, tapi pernah menjadi bagian dari Suporter itu sendiri. Hal yang rata - rata para suporter alami mulai dari menyisihkan uang kiriman orang tua untuk beli tiket dan merchandise, menyanyi dan menari bersama kawan - kawan suporter lain untuk menyemangati klub bahkan sampai rusuh di stadion pun pernah kualami.

Ada kepuasan bathin ketika bisa menyaksikan dan mendukung Sriwijaya FC bertanding secara langsung, bahkan kadang-kadang kuliah yang jadi korban. Ya, aku memang pernah sefanatik itu. Tapi tak sefanatik suporter - suporter sepakbola di Eropa dan Amerika Latin yang sudah menganggap sepak bola sebagai hidup mereka.

Fanatiisme menurut wikipedia adalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Filsuf George Santayana mendefinisikan fanatisme sebagai, "melipatgandakan usaha anda ketika Anda lupa tujuan anda", dan menurut Winston Churchill, "seseorang fanatisme tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya". Aku sepakat dengan pengertian yang pertama dimana orang yang fanatik cenderung tertarik bahkan mencintai sesuatu secara berlebihan. Didalam dunia sepakbola khusus nya di Indonesia tidak perlu lagi diragukan fanatisme suporter nya, hampir setiap klub punya suporter fanatik bahkan di tingkat tarkam pun ada suporter yang fanatik. Maka jangan heran, ketika ada chant - chant suporter seperti chant diatas yang sekilas terlihat ekstrim seakan - akan ingin membunuh setiap lawannya. Akibat rasa fanatik yang tinggi kepada klub, akhirnya diekspersikan kedalam lirik - lirik brutal dan hiperbola seperti itu.

Fanatisme sering dikonotasikan negatif, ini hanya soal pemahaman yang kurang tepat saja. Fanatisme bisa menjadi positif kalau dikelola dengan baik seperti yang ditunjukkan oleh prilaku yang positif suporter yang mengenakan aksesoris resmi klub dan juga membantu keuangan klub yang sedang krisis seperti yang dilakukan grup suporter Brigata Curva Sud (BCS) terhadap klubnya PSS Sleman Yogyakarta.

Dalam Islam fanatik terhadap suku, mazhab, golongan, partai dan sebagainya tidak diperbolehkan. Hendaklah kita sebagai muslim berpikiran terbuka, mengutamakan persamaan daripada perbedaan, dengan bertasamuh dan saling sayang menyayangi. Aku mengutip dari Musnad Ahmad & Nahjul Balagha, halaman 127 yang menerangkan bahwa Sayidina Ali Bin Abi Thalib pernah mengatakan "Berkenaan denganku, ada dua golongan yang akan hancur, yaitu mereka yang mencintaiku berlebihan dan cinta membawanya jauh dari kebenaran, dan mereka yang membenciku berlebihan dan kebencian membawanya jauh dari kebenaran. Sesungguhnya, aku bukan seorang nabi, dan tiada apapun yang diwahyukan kepadaku. Tapi aku berjalan dengan Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya semampu yang aku bisa. Jadi apapun yang kuminta kepadamu dalam hal mentaati Allah, itu adalah kewajibanmu untuk mematuhiku, tak peduli kau suka atau tidak."

Timbul pertanyaan diotakku yang kecil ini, Apakah mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW itu adalah bentuk fanatik. Didalam artikel pada blog M. Quraish Shihab Official Website menerangkan tentang fanatisme yang uraian pendapat nya sebagai berikut :
  1. ‌Fanatisme dalam pengertian bahasa sebagaimana dikemukakan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: “Keyakinan/kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya)”. Sifat ini bila menghiasi diri seseorang dalam agama dan keyakinannya dapat dibenarkan bahkan terpuji, tetapi ia menjadi tercela jika sikapnya itu mengundangnya melecehkan orang lain dan merebut hak mereka menganut ajaran, kepercayaan, atau pendapat yang dipilihnya.‌
  2. Fanatisme yang terlarang adalah yang diistilahkan oleh al-Qur’an: Hamîyat al-Jâhiliyah (QS. al-Fath [48]: 26), yakni semangat menggebu-gebu sehingga kehilangan kontrol dan bersikap picik dan angkuh mempertahankan nilai-nilai yang bertentangan dengan kebenaran dan keadilan.
  3. Fanatisme yang terlarang adalah yang diistilahkan oleh Nabi saw dengan 'Ashabîyah atau Ta’ashshub. Kata ini terambil dari akar kata yang berarti melilit/mengikat. Dari sini maknanya berkembang sehingga berarti keluarga/kelompok di mana anggotanya terikat satu dengan yang lain. Keterikatan yang menjadikan mereka sepakat dan seia sekata, kendati kesepakatan itu dalam kebatilan. Masing-masing tampil dengan kukuh membela anggotanya kendati mereka salah. Inilah yang diingatkan Nabi saw. ketika bersabda: “Bukan dari kelompok kita (umat Islam) siapa yang mengajak kepada sikap Ashabiyah.”
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fanatik yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya itu adalah fanatik yang bisa menghilangkan rasa toleransi kita terhadap orang lain dan membuat kita egois dan tidak mau mendengar pendapat orang lain. Sedangkan fanatik dalam hal Aqidah yakni meyakini ajaran Islam, konsisten dan berpegang teguh dengannya, serta menghargai perbendaan pandangan itu malah wajib bagi setiap muslim. Bukankah sudah ditegaskan oleh Allah SWT didalam Surah Al- Kafirun ayat 6 yang bunyinya "Lakum dînukum wa liya dîn" "Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Jadi, silahkan fanatik dengan kepercayaan anda, tapi tolong jangan mengejek, menghina bahkan mencaci kepercayaan, mazhab dan pandangan orang lain.

Wallahu a’lam bish-shawab.

3 komentar

Ah... Fanatik kamu belum sampe cat cat muka kayak aku dan temanku saat main ludo. Fanatik kamu masih bolos kuliah, padahal bolosnya itu karena makalah gak siap, lalu meng-klaim karena demi tim favoritnya .
🤭🤭😂😂
Ketahuan

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.


EmoticonEmoticon

Arlina Design