REPUBLIK OMONG KOSONG

Omong Kosong itu sampah anorganik yang tidak bisa diuraikan tanah kata sang model foto Bro Erick

Ini adalah kisah tentang sebuah negara fiktif yang berasal dari imajinasiku, sebut saja Republik Omong Kosong (tentu kisahnya pun fiktif belaka). Negara oligarki ini sedang berada diambang kehancuran karena prilaku korup berjamaah para penguasanya. Peduli apa mereka dengan rakyat kecil yang meronta - ronta kelaparan dan meminta belas kasihan, asalkan mereka kenyang amanlah sudah.

Bukankah ada hukum di Republik Omong Kosong yang mengatur kehidupan rakyat nya. Tentu saja ada, namun Hukum bukanlah panglima tapi hanya menjadi alat dari para penguasa untuk melancarkan aksi - aksinya. Para penegak hukum tak ada lagi yang bisa dipercaya untuk menegakkan hukum sebagai mana mestinya, karena sudah punya jatah dan garapan masing - masing tentunya sesuai pesanan para hama berdasi.

Pernah ada satu lembaga yang sudah sangat kompeten untuk membasmi para hama berdasi yaitu LPH (Lembaga Pembasmi Hama). Namun, apa lacur lembaga ini pun digerogoti hingga menjadi singa ompong yang tak lagi bisa menggigit. Tokoh - tokoh bangsa yang berani bersuara lantang menentang kezaliman disikat habis dengan berbagai macam cara sampai mereka tak mampu lagi berteriak. Jangan berharap keadilan di Republik Omong Kosong, karena hukum bukanlah hal utama dinegeri ini tapi kepentingan penguasa.

Ya, wajar saja ketika hukum bukan lah panglima di Republik Omong Kosong, karena Negara ini adalah negara kekuasaan bukan negara hukum. Dalam konsep Negara kekuasaan, penyelenggaraan kekuasaan negara dilaksanakan sesuai kehendak penguasa atau dalam bahasa pasarnya "gimana maunya bapak lah, kami nurut aja."

Negara kekuasaan yang dipraktikkan di Republik Omong Kosong, berbanding terbalik dengan konsep NKRI yakni Negara Hukum dimana hukumlah yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan kekuasaan negara. Di Indonesia, hukumlah yang jadi landasan dalam setiap persoalan penyelenggaraan negara yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Namun kita sedang tidak sedang membahas Republik Indonesia disini, tapi Republik Omong Kosong.

Tak puas dengan mengobok - mengobok penegakan hukum, para hama itu juga mencoba memecah belah rakyat dengan narasi - narasi antikritik khas penguasa otoriter. Mereka memanfaatkan makhluk munafik sebagai alat untuk memecah belah rakyat, membuli para pengkritik kezaliman dan dengan tenang tanpa rasa bersalah membela para penguasa yang telah menghisap darah rakyatnya secara perlahan.

Munafikun memang selalu menjadi fenomena menarik di Republik Omong Kosong. Dari jaman keju sampe jaman martabak para munafikun selalu menempati tempat - tempat strategis. Keberadaan mereka memang tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan, terlepas siapapun yang jadi penguasanya. Kelebihan mereka hanya satu, kemampuan menjilat "pantat" penguasa. Mereka dengan senang hati menyampaikan Omong Kosong penguasa dengan argumentasi yang penuh dengan sanjungan dan "jilatan".

Yah, itulah sekilas kondisi negara imajinasi ku yang sangat berbeda dengan kondisi negara kita tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi yang sangat kontradiksi dengan negara kita, membawaku pada kesimpulan bahwa kondisi negara imajinasi Republik Omong Kosong sangat tidak mungkin terjadi di Indonesia.

Namanya juga imajinasi, ya kan !!!

Wallahu a’lam bish-shawab.
Latest

1 komentar:

Dimanakah republik omong kosong tersebut?
Pasti presiden dan kabinetnya omong kosong juga

Salam #SIKONYOL.com


EmoticonEmoticon

Arlina Design