REPUBLIK OMONG KOSONG

Omong Kosong itu sampah anorganik yang tidak bisa diuraikan tanah kata sang model foto Bro Erick

Ini adalah kisah tentang sebuah negara fiktif yang berasal dari imajinasiku, sebut saja Republik Omong Kosong (tentu kisahnya pun fiktif belaka). Negara oligarki ini sedang berada diambang kehancuran karena prilaku korup berjamaah para penguasanya. Peduli apa mereka dengan rakyat kecil yang meronta - ronta kelaparan dan meminta belas kasihan, asalkan mereka kenyang amanlah sudah.

Bukankah ada hukum di Republik Omong Kosong yang mengatur kehidupan rakyat nya. Tentu saja ada, namun Hukum bukanlah panglima tapi hanya menjadi alat dari para penguasa untuk melancarkan aksi - aksinya. Para penegak hukum tak ada lagi yang bisa dipercaya untuk menegakkan hukum sebagai mana mestinya, karena sudah punya jatah dan garapan masing - masing tentunya sesuai pesanan para hama berdasi.

Pernah ada satu lembaga yang sudah sangat kompeten untuk membasmi para hama berdasi yaitu LPH (Lembaga Pembasmi Hama). Namun, apa lacur lembaga ini pun digerogoti hingga menjadi singa ompong yang tak lagi bisa menggigit. Tokoh - tokoh bangsa yang berani bersuara lantang menentang kezaliman disikat habis dengan berbagai macam cara sampai mereka tak mampu lagi berteriak. Jangan berharap keadilan di Republik Omong Kosong, karena hukum bukanlah hal utama dinegeri ini tapi kepentingan penguasa.

Ya, wajar saja ketika hukum bukan lah panglima di Republik Omong Kosong, karena Negara ini adalah negara kekuasaan bukan negara hukum. Dalam konsep Negara kekuasaan, penyelenggaraan kekuasaan negara dilaksanakan sesuai kehendak penguasa atau dalam bahasa pasarnya "gimana maunya bapak lah, kami nurut aja."

Negara kekuasaan yang dipraktikkan di Republik Omong Kosong, berbanding terbalik dengan konsep NKRI yakni Negara Hukum dimana hukumlah yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan kekuasaan negara. Di Indonesia, hukumlah yang jadi landasan dalam setiap persoalan penyelenggaraan negara yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Namun kita sedang tidak sedang membahas Republik Indonesia disini, tapi Republik Omong Kosong.

Tak puas dengan mengobok - mengobok penegakan hukum, para hama itu juga mencoba memecah belah rakyat dengan narasi - narasi antikritik khas penguasa otoriter. Mereka memanfaatkan makhluk munafik sebagai alat untuk memecah belah rakyat, membuli para pengkritik kezaliman dan dengan tenang tanpa rasa bersalah membela para penguasa yang telah menghisap darah rakyatnya secara perlahan.

Munafikun memang selalu menjadi fenomena menarik di Republik Omong Kosong. Dari jaman keju sampe jaman martabak para munafikun selalu menempati tempat - tempat strategis. Keberadaan mereka memang tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan, terlepas siapapun yang jadi penguasanya. Kelebihan mereka hanya satu, kemampuan menjilat "pantat" penguasa. Mereka dengan senang hati menyampaikan Omong Kosong penguasa dengan argumentasi yang penuh dengan sanjungan dan "jilatan".

Yah, itulah sekilas kondisi negara imajinasi ku yang sangat berbeda dengan kondisi negara kita tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi yang sangat kontradiksi dengan negara kita, membawaku pada kesimpulan bahwa kondisi negara imajinasi Republik Omong Kosong sangat tidak mungkin terjadi di Indonesia.

Namanya juga imajinasi, ya kan !!!

Wallahu a’lam bish-shawab.

AKU FANATIK


Foto bersumber dari halaman Facebook Rizki Darmawan

Oy Mangcek Bicek (2x)
Kito dukung be SERIWIJAYA
Lawan kelob laen KOCEK PALAK NYO
Kito PINDANG TULANG
Lawan siapo bae SIMANIS dak takot
Kito KAPAK MIRING.

(Chant SIMANIS sebelum bergabung dengan SMS dan mengganti nama menjadi BELADAS)

Chant diatas sangat sering kunyanyikan dulu di Stadion Jakabaring Palembang. Sebgai mahasiswa yang asalnya dari kampung, yang dulunya cuma bisa menonton dari layar televisi akan kehebatan Sriwijaya FC. Akhirnya bisa berkuliah di Palembang dan menyaksikan langsung Sriwijaya FC berlaga di stadion, sejak saat itu kuputuskan untuk menjadi suporter Sriwijaya FC.

Menjadi suporter sepakbola memang sangat asik dan menyenangkan, mulai dari pakaian sampai dengan gantungan kunci, semuanya berbau klub. Belum lagi merchandise - merchandise lain yang dijual oleh klub, semuanya disikat demi menunjukkan loyalitas kepada klub. Berbicara tentang hal itu dengan sudut pandang seorang supporter bukan hanya sekedar mengamati prilaku para suporter di Indonesia, tapi pernah menjadi bagian dari Suporter itu sendiri. Hal yang rata - rata para suporter alami mulai dari menyisihkan uang kiriman orang tua untuk beli tiket dan merchandise, menyanyi dan menari bersama kawan - kawan suporter lain untuk menyemangati klub bahkan sampai rusuh di stadion pun pernah kualami.

Ada kepuasan bathin ketika bisa menyaksikan dan mendukung Sriwijaya FC bertanding secara langsung, bahkan kadang-kadang kuliah yang jadi korban. Ya, aku memang pernah sefanatik itu. Tapi tak sefanatik suporter - suporter sepakbola di Eropa dan Amerika Latin yang sudah menganggap sepak bola sebagai hidup mereka.

Fanatiisme menurut wikipedia adalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Filsuf George Santayana mendefinisikan fanatisme sebagai, "melipatgandakan usaha anda ketika Anda lupa tujuan anda", dan menurut Winston Churchill, "seseorang fanatisme tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya". Aku sepakat dengan pengertian yang pertama dimana orang yang fanatik cenderung tertarik bahkan mencintai sesuatu secara berlebihan. Didalam dunia sepakbola khusus nya di Indonesia tidak perlu lagi diragukan fanatisme suporter nya, hampir setiap klub punya suporter fanatik bahkan di tingkat tarkam pun ada suporter yang fanatik. Maka jangan heran, ketika ada chant - chant suporter seperti chant diatas yang sekilas terlihat ekstrim seakan - akan ingin membunuh setiap lawannya. Akibat rasa fanatik yang tinggi kepada klub, akhirnya diekspersikan kedalam lirik - lirik brutal dan hiperbola seperti itu.

Fanatisme sering dikonotasikan negatif, ini hanya soal pemahaman yang kurang tepat saja. Fanatisme bisa menjadi positif kalau dikelola dengan baik seperti yang ditunjukkan oleh prilaku yang positif suporter yang mengenakan aksesoris resmi klub dan juga membantu keuangan klub yang sedang krisis seperti yang dilakukan grup suporter Brigata Curva Sud (BCS) terhadap klubnya PSS Sleman Yogyakarta.

Dalam Islam fanatik terhadap suku, mazhab, golongan, partai dan sebagainya tidak diperbolehkan. Hendaklah kita sebagai muslim berpikiran terbuka, mengutamakan persamaan daripada perbedaan, dengan bertasamuh dan saling sayang menyayangi. Aku mengutip dari Musnad Ahmad & Nahjul Balagha, halaman 127 yang menerangkan bahwa Sayidina Ali Bin Abi Thalib pernah mengatakan "Berkenaan denganku, ada dua golongan yang akan hancur, yaitu mereka yang mencintaiku berlebihan dan cinta membawanya jauh dari kebenaran, dan mereka yang membenciku berlebihan dan kebencian membawanya jauh dari kebenaran. Sesungguhnya, aku bukan seorang nabi, dan tiada apapun yang diwahyukan kepadaku. Tapi aku berjalan dengan Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya semampu yang aku bisa. Jadi apapun yang kuminta kepadamu dalam hal mentaati Allah, itu adalah kewajibanmu untuk mematuhiku, tak peduli kau suka atau tidak."

Timbul pertanyaan diotakku yang kecil ini, Apakah mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW itu adalah bentuk fanatik. Didalam artikel pada blog M. Quraish Shihab Official Website menerangkan tentang fanatisme yang uraian pendapat nya sebagai berikut :
  1. ‌Fanatisme dalam pengertian bahasa sebagaimana dikemukakan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: “Keyakinan/kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya)”. Sifat ini bila menghiasi diri seseorang dalam agama dan keyakinannya dapat dibenarkan bahkan terpuji, tetapi ia menjadi tercela jika sikapnya itu mengundangnya melecehkan orang lain dan merebut hak mereka menganut ajaran, kepercayaan, atau pendapat yang dipilihnya.‌
  2. Fanatisme yang terlarang adalah yang diistilahkan oleh al-Qur’an: Hamîyat al-Jâhiliyah (QS. al-Fath [48]: 26), yakni semangat menggebu-gebu sehingga kehilangan kontrol dan bersikap picik dan angkuh mempertahankan nilai-nilai yang bertentangan dengan kebenaran dan keadilan.
  3. Fanatisme yang terlarang adalah yang diistilahkan oleh Nabi saw dengan 'Ashabîyah atau Ta’ashshub. Kata ini terambil dari akar kata yang berarti melilit/mengikat. Dari sini maknanya berkembang sehingga berarti keluarga/kelompok di mana anggotanya terikat satu dengan yang lain. Keterikatan yang menjadikan mereka sepakat dan seia sekata, kendati kesepakatan itu dalam kebatilan. Masing-masing tampil dengan kukuh membela anggotanya kendati mereka salah. Inilah yang diingatkan Nabi saw. ketika bersabda: “Bukan dari kelompok kita (umat Islam) siapa yang mengajak kepada sikap Ashabiyah.”
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fanatik yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya itu adalah fanatik yang bisa menghilangkan rasa toleransi kita terhadap orang lain dan membuat kita egois dan tidak mau mendengar pendapat orang lain. Sedangkan fanatik dalam hal Aqidah yakni meyakini ajaran Islam, konsisten dan berpegang teguh dengannya, serta menghargai perbendaan pandangan itu malah wajib bagi setiap muslim. Bukankah sudah ditegaskan oleh Allah SWT didalam Surah Al- Kafirun ayat 6 yang bunyinya "Lakum dînukum wa liya dîn" "Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Jadi, silahkan fanatik dengan kepercayaan anda, tapi tolong jangan mengejek, menghina bahkan mencaci kepercayaan, mazhab dan pandangan orang lain.

Wallahu a’lam bish-shawab.

ALQURAN MENJAWAB MISTERI LAUTAN

Foto bersumber dari Instagram rizki_atjeh

Sore ini aku menghabiskan waktu ditepi laut dan memperhatikan ombak yang tak putus - putusnya menghempas pantai. Buih - buih putih menghiasi pertemuan ombak dengan pantai, indah sekali pemandangan nya. Pernah kah kita berfikir kenapa dilaut bisa ada ombak yang tidak putus - putus, kadang besar dan kadang kecil dan bagaimana prosesnya.

Penasaran dengan hal itu, akhirnya aku mencari artikel yang membahas tentang itu. Kutemukanlah artikel Ilmiah ITS yang dibuat oleh Wimala L. Dhanista, ST., MT., menurutnya gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Selain itu ombak juga bisa diakibatkan oleh hal lain seperti gempa bumi, gaya gravitasi dari matahari dan bulan.

Aku yang masih penasaran mencari lagi artikel yang berkaitan dengan ombak dan laut, akhirnya kutemukan lah artikel dari techno.okezone.com yang ditulis oleh Aditya Gema Pratomo pada tanggal 21 November 2016 yang berjudul "Fenomena Ombak di Bawah Laut Dijelaskan Dalam Alquran" dia menyebutkan bahwa ombak dilaut bukan hanya dipermukaan tapi juga di bawah laut. Dia mengutip dari Telegraph Senin (21/11/2016), bahwa ombak/gelombang di bawah laut itu dikenal dengan gelombang internal, hal itu baru diketahui sains barat setelah para peneliti dari Universitas Washington melakukan penelitian pada tahun 2013. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa keberadaan gelombang di dasar lautan terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut dengan kerapatan atau masa jenis berbeda. Ombak tersebut memiliki ukuran yang lebih masif daripada yang terjadi di permukaan, diperkirakan ombak tersebut memiliki ketinggian 800 kaki. Menurut Matthew Alford, ahli kelautan yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa gelombang ini memainkan peran penting untuk pencampuran nutrisi di laut.

Aku tersentak dengan fakta itu dimana hasil penelitian tersebut sudah lama disebutkan di dalam Alquran yakni sejak 14 abad yang lalu pada Surah An-Nur ayat 40 yang artinya "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiada lah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun."

Dari ayat diatas aku menyadari bahwa sebagai seorang muslim hal ini tentunya akan lebih menguatkan akidah ku. Namun, disisi lain betapa meruginya aku sebagai muslim yang selama ini malas untuk mencari tahu isi kandungan Alquran yang menyebutkan tentang misteri - misteri semesta. Padahal aku tahu bahwa mukjizat terbesar Rasulullah SAW itu adalah Alquran yang memang tak bisa diragukan kebenaran nya. Alquran selalu bisa menjawab persoalan - persoalan disetiap zaman. Hal yang telah dikatakan Allah didalam Alquran pada 1400 tahun yang lalu ternyata terbukti oleh sains modern sekarang. Seandainya para peneliti tersebut mengetahui apa yang di sebut kan dalam Surah An-Nur ayat 40, mungkin saja penelitian ini akan lebih menarik dan menjawab pertanyaan - pertanyaan mereka lebih banyak lagi.

Menjadi ironi memang, barat yang tidak mengenal Alquran justru amat giat menggali ayat-ayat kauniyah yang bertebaran di alam semesta. Berbagai macam penelitian justru menyadarkan mereka akan kebenaran yang sudah disebutkan oleh Allah SWT didalam Alquran, sedangkan aku yang telah membaca Alquran dari sejak kecil tidak memahami sepenuhnya apa yang kubaca. Padahal, Allah SWT memberi perintah pertama kali kepada kita untuk membaca dengan menyebut nama Allah. Membaca disini maksud nya yaitu membaca dalam bentuk teks serta membaca kontekstual (lingkungan sekitar) . Keduanya harus seimbang tidak boleh menyampingkan salah satunya sehingga kita sampai pada pemahaman yang seimbang tentang kandungan Alquran.

Aku merenung sejenak dan akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa sudah saatnya bagi kita Umat Islam untuk mengambil hikmah dari ayat-ayat qauliyah di dalam Alquran dan ayat-ayat kauniyah di alam semesta. Sudah terlalu lama juga kita mengabaikan ayat-ayat Allah baik secara qauliyah maupun kauniyah tentang semesta ini, padahal salah satu media untuk lebih mengenal-Nya adalah lewat laut beserta isinya.

Wallahu a’lam bish-shawab.

KITA DAN HADIH MAJA


Jak bak laku linggang
Meupinggang beulaku ija 
Ngui beulaku tuboh 
Pajoh beulaku atra

Petuah warisan nenek moyang atau orang Aceh bilang "Indatu" yang lebih populer dengan istilah Hadih Maja. Sejak lama Hadih Maja telah menjadi pedoman bagi orang Aceh didalam menjalani kehidupan sosial didalam masyarakat. Hadih Maja secara istilah dapat diartikan sebagai perkataan atau peribahasa dalam kehidupan masyarakat Aceh yang mengandung unsur filosofis yang dipergunakan sebagai nasehat, peringatan, penjelasan, perumpamaan, bahkan sindiran halus sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat Aceh. 

Di dalam buku "Aceh di Mata Kolonialis jilid II" dikutip pendapat Snouck Hurgronje yang menyebutkan bahwa "Hadih Maja dipertahankan melalui tutur para orang tua, khususnya kaum perempuan sebagai penuturnya utamanya, diajarkan kepada anak-anak sebagai sarana pendidikan." Begitu penting nya Hadih Maja bagi kita orang Aceh sehingga sangat disayangkan kalau kita tidak mau mempelajari nya. 

Sepenggal Hadih Maja diatas mengingatkan kita sebagai orang Aceh harus pandai - pandai menempatkan diri. Hadih Maja diatas dapat dimaknai ketika melakukan sesuatu hal, kita harus melihat kadar kemampuan kita dan tidak perlu memaksakan diri jikalau kita memang tidak mampu untuk itu dan dalam menjalani kehidupan kita harus mampu menerima keadaan dengan sifat qana’ah

Insya Allah bathin kita akan selalu damai dan tentram dengan mensyukuri setiap rizki yang Allah SWT berikan kepada kita. Kita tidak perlu memaksakan kehendak pada diri kita sendiri untuk mengikuti life style diluar kemampuan finansial kita. Petuah bijak didalam Hadih Maja itu mulai dilupakan oleh orang - orang dizaman sekarang. 

Terkadang kita sering memaksakan kehendak pada diri kita sendiri untuk mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatan kita. Akhirnya kita dengan sukarela terjebak dengan kredit riba. Ketika sudah terjebak dengan riba kita baru sadar akan bahaya nya memaksakan kehendak kita untuk menuruti hawa nafsu semata. 

Pelajaran hidup didalam Hadih Maja hanya sekedar menjadi syair saja tanpa kita ikuti petuah nya. Bang Rafli Kande telah lama mengingatkan kita orang Aceh untuk tetap meungigat dan mengamalkan Hadih Maja dalam kehidupan kita seperti lagu beliau yang berjudul "Bungong Nanggroe" yang liriknya kurang lebih begini, mari kita dendangkan sambil membaca tulisan ini. 

"Wahee rakan lon, wahee rakan lon, hai bungong nanggroe 
Tajak beusampoe, tajak beusampoe, tajak beusampoe, beutroh ban pinta hai beutroh ban pinta 
Kaleuh geusurah, kaleuh geusurah lam Hadih Maja 
Di Raja Donya pane meu gantoe, di raja nanggroe yang meutuka tuka 
Buet ureung awai cit ka meu teuntee, geutanyoe mantong tarika rika 
Buet ureung awai cit ka meu teuntee, geutanyoe mantoeng tarika rika 
Wahee rakan lon, rakan lon sayang, boh hatee rakan boh hatee."

Semoga berfaedah, mari bersama - sama kita bermuhasabah diri dan menjadi orang yang tidak lupa dengan adat dan budaya dan ajaran Agama kita sendiri.
 
Wallahu a’lam bish-shawab.

SILATURRAHMI PENGUAT UKHUWAH

Maka nikmat Allah yang mana lagi yang kau dustakan. Kata - kata tersebut terus diulang - ulang oleh Allah SWT didalam surat Ar - Rahman. Hal itu semacam pengingat bagi manusia agar selalu bersyukur dalam situasi dan kondisi apapun serta jangan kufur nikmat. Salah satu nikmat yang paling sering kita lupakan adalah nikmat silaturahmi. Bukan hanya formalitas, tapi bagaimana kita sebagai manusia memaknai silaturahmi untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah

Seperti hari ini ku rekatkan lagi ukhuwah dengan saudaraku, yang sekarang sudah tidak lagi menetap di Abdya. Alhamdulillah silaturrahmi itu terjalin diantara kami, dan aku sebagai tuan rumah hanya mampu memberikan suguhan seadanya ala anak laut kepadanya. 

Silaturahmi tak hanya memperkuat persaudaraan saja akan tetapi banyak hikmah dibaliknya, rezeki misalnya. Dengan bersilaturahmi, Allah akan melapangkan pintu rezeki selebar - lebarnya, sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad SAW "Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari)

Berbanding terbalik dengan kita yang suka memutus tali silaturahmi, jangankan rahmat-Nya malah azab yang aka disegerakan. Rasulullah bersabda "Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi." (HR Abu Daud).

Perbandingan tersebut, harusnya mampu membuat kita sadar bahwa ada rahmat yang kita dapatkan jika kita menjaga silaturahmi. Sebaliknya azab yang kita dapati jika kita memutus silaturahmi dengan sengaja. Sekarang kita tinggal memilih mau yang mana, mau berkah atau azab. 

Banyak sekali manfaat silaturahmi selain membuka pintu rezeki juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan yang akhirnya kita akan menghargai perbedaan yang ada, ketika sudah menghargai perbedaan maka konflik pun akan lebih mudah dihindari. Makanya hargai perbedaan, cari kesamaan, dan mantapkan persatuan dengan bersilaturrahmi. (Bro Rizki) 

Wallahu a’lam bish-shawab.

KEINGINAN VS KEBUTUHAN



Ketika menuju ke Tapak Tuan untuk menghadiri sidang hari ini, aku mendapatkan cobaan ban mobil yang ku tumpangi tertusuk besi jari - jari velg sepeda motor yang berceceran di jalan.

Aku bersama kedua teman ku yang berada di mobil itu merasa heran dan jengkel dengan kejadian itu, sambil menggerutu siapa sih yang buang besi sembarangan dijalan. Ditambah jadwal sidang sudah dekat tan tidak ada kunci apapun didalam mobil itu. Karena hal ini menurutku lucu, aku pun senyum kearah teman ku, disambut dengan gelak tawa dari kedua temanku itu, yang membuat ku berfikir ternyata selera humor kita se frekuensi.

Namun ke-apes-an ku tidak sampai disitu saja, ternyata alat - alat yang akan kami gunakan untuk mengganti ban, tidak ada didalam mobil sehingga kami tidak bisa langsung mengeksekusi penggantian ban itu. Kawanku yang bawa mobil kebetulan juga seorang guru di Darussalam, karena tidak terlalu jauh dari Pesantren dia pun menelpon sesama guru untuk meminjam alat-alat untuk mengganti ban.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya kami pun berhasil mengganti ban mobil itu dengan ban serep. Aku bersama dua kawanku segera melanjutkan perjalanan kami ke Tapaktuan yang sempat tertunda setengah jam lebih itu. Kami yang dikejar - kejar waktu pun akhirnya harus memacu kuda besi dengan kecepatan yang tidak biasanya dengan harapan bisa datang tepat waktu.

Sesampainya di Tapaktuan, kami segera ke Pengadilan dan menyerahkan dokumen untuk sidang nanti. Aku dan kawanku pun menuju ke kejaksaan, karena hari ini sidang online kamipun mesti sidang dari Kejaksaan bukan di pengadilan. Namun, setelah sampai di sana, ternyata Jaksa nya sedang keluar kota karena ada agenda mendadak, namun ada Jaksa lain yang akan menggantikan dia.

Aku pun menanyakan keberadaan Jaksa pengganti itu, namun kata temannya, dia sedang berada di Bappeda karena ada agenda lain. Kawannya pun mengajak kami kekantin untuk ngopi sambil menunggu urusan Jaksa pengganti tadi selesai. Akhirnya kamipun ngopi dan berdiskusi seputar penegakan hukum dewasa ini. Setelah menunggu satu jam lebih akhirnya, kami pun sidang di ruang Jaksa menggunakan aplikasi zoom di smartphone masing - masing.

Hikmah apa yang sebenarnya bisa kupetik dari kejadian tersebut. Aku sebagai orang awam dalam bidang agama memaknai hal tersebut bahwa Allah SWT lebih mengetahui apa yang dibutuhkan hambanya. Skenario itu mungkin tidak akan bisa dijangkau oleh akal pikiranku, aku baru tersadar ketika aku harus menunggu kedatangan Jaksa pengganti itu. Seandainya ban mobil yang aku dan kawanku tumpangi tidak bocor maka kami akan menunggu lebih lama lagi.

Allah telah berfirman tentang hal itu didalam Surat Al-Baqarah Ayat 216 “…Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."


Wallahu a’lam bish-shawab.

RUMAHKU INDONESIAKU


Anak dan Cucu Tn. Tgk. Arsyad Wali dan Ny. Safiyah

Dihari senin pertama di bulan Juni ini aku kembali kepada aktivitas biasanya. Tiba - tiba ada suara merdu Rizal Armada disampingku bertanya "emang apa aktivitas lu? " spontan lah ku jawab " mencari uang dan sebongkah berlian lah". Ternyata suara itu hanya imajinasi ku saja. Tiba dirumah sepulang kerja, langsung kurebahkan diri di kasur hanya sekedar melepas penat dan lelah.Ungkapan Home Sweet Home menggambarkan perasaan ku saat itu, betapa nyamannya aku berada dirumah. Memang, normalnya rumah adalah tempat ternyaman bagi banyak orang.

Tapi tidak semua seberuntung aku, yang bisa berkumpul dengan keluarga di rumah dengan cengengesan berkata My Home Is My Castle atau My Room, My Rules. Banyak sodara - sodara sebangsa dan setanah air dikota - kota sana yang masih meringkuk kedinginan dibawah kolong jembatan. Sungguh ironi apa yang alam kita punya bila dibandingkan dengan bagaimana masyarakat kita hidup di bawah garis kemiskinan. Negeri yang kita sebut rumah ini umur nya sudah hampir se abad masih belum mampu mensejahterakan rakyat nya.

Jika kita mau kembali kepada konstitusi kita yakni UUD 1945 kita dapat melihat betapa founding father kita sangat peduli dengan kesejahteraan bangsa ini. Hal itu terlihat dari Pasal 27 Ayat (2) "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan." Bagaimana cara nya Negara dapat mewujudkan hal tersebut, itu sudah terjawab di Pasal 33 Ayat (3) "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Jadi jika sekarang kau berkata kepadaku, lalu mengapa dengan Indonesia kita sekarang begini adanya, apa yang kau sampaikan itu cuma mimpi kosong yang tak ada habisnya cuma janji manis para penguasa. Aku hanya bisa setuju denganmu sambil mendendangkan lagu Iwan Fals yang lirik nya begini :

Segala produksi ada di sini
Menggoda kita untuk memiliki
Hari-hari kita berisi hasutan
Hingga kita tak tahu diri sendiri

Sampai kapan mimpi-mimpi itu kita beli
Sampai nanti sampai habis terjual harga diri
Sampai kapan harga-harga itu melambung tinggi
Sampai nanti sampai kita tak bisa bermimpi

Aku teringat wawancara Alm. Gusdur diacara Kick Andy Metro TV. Gusdur ditanya sama Bg Andy tentang siapa tokoh di Indonesia yang pantas memimpin Indonesia jika Gusdur tidak mencalonkan diri. Jawaban Gusdur yang aku masih teringat sampai sekarang adalah "lebih dulu tanyalah apa yang harus di perbuat bangsa kita. Bangsa kita ini bangsa paling kaya didunia kok jadi yang paling melarat sekarang. Itu karena korupsi dibiarkan tidak ditindak."

Aku hanya bisa termenung meresapi makna lagu Iwan Fals dan perkataan Gusdur itu. Bangsa kita yang mempunyai modal besar untuk bermimpi besar, akhirnya mimpi tersebut diluluh-lantakkan oleh pengelolaan negara ini yang penuh dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Akhirnya aku mengerti mengapa sampai sekarang masih ada sodara - sodara ku yang belum merasakan apa yang kurasakan yakni bisa pulang kerumah yang nyaman bersama keluargaku. Karena kekayaan bangsaku hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang di Negriku ini untuk memuaskan nafsu birahi nya.

Indonesia ini jika di ibarat kan rumah, hanya teras, ruang tamu, dan ruang keluarganya saja yang bagus dipenuhi furnitur - furnitur mewah dan berkelas, namun dapur dan teras belakang dibiarkan tak terawat dan tak terurus.

Karena lelah dan penat memikirkan hal itu, akupun memejamkan mata dengan iringan suara merdu Lea Simanjuntak menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa yang liriknya sudah sangat kukenal Tanah airku Indonesia negeri elok amat kucinta, tanah airku aman dan makmur, pulau kelapa yang amat subur, pulau melati pujaan bangsa sejak dulu kala sampai akhirnya akupun terlelap dikasurku dan itu real bukan imajinasiku.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Arlina Design